Jakarta NuSa. Suku dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat salah mengunakan wewenang karena diduga menerima uang dari rekanan dengan meminta imbalan dari rekanan untuk memperoleh proyek. Dugaan tersebut terkait banyaknya proyek yang dinilai tidak sesuai dengan spesifikasi namun anggarannya turun 100% di tahun 2010.
Setiap tahun anggaran puluhan miliar rupiah untuk pengendalian banjir baik mulai dari perbaikan saluran, kurasan saluran maupun pembersihan kali hanya menghambur-hamburkan anggaran saja, terlihat dari beberapa pekerjaan tidak sesuai dengan prosedur ini diungkapkan dari beberapa LSM yang merasa suku dinas sudah merugikan keuangan Negara.
Saat diminta keterangan melalui surat permohonan wawancara khusus kepada kepala Suku Dinas Pekerjaaj Umum Tata Air “Terkait Proyek Pengadaan Pompa di SDPU Tata air Jakarta Barat yang dicurigai merugikan Negara dan waspadai kebocoran anggaran tidak terprediksi pada SDPU Tata air Jakarta Barat” namun belum mendapatkan jawaban dan salah seorang staff Kasudin dengan sengaja mengulur-ulurkan waktu”datang aja hari kamis jam 08:00wib langsung aja ke Kasubag TU”tuturnya
Proyek yang didanai APBD juga diduga dikerjakan sendiri oleh oknum suku dinas Pekerjaan umum tata air Jakarta Barat ini terbukti dari pantauan dilapangan tidak ditemukan papan pekerjaan di lokasi proyek dan sebagian proyek memakai angkutan dinas. Lokasi kegiatan juga tidak diketahui titik lokasi dimana pekerjaan tersebut (fra’nz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar