Jakarta Suara Publik
Surat Edaran No.154/1.851/028/XI/08 Pada tanggal 5 November 2008 yang di berikan oleh Kepala Sekolah SDN 11 Pagi Batuampar kepada seluruh Orang tua murid untuk Dana Pembangunan Gapura dan Pengamanan Jembatan yang dibangun akhir 2008 lalu yang banyak di kritiki oleh beberapa orang tua murid yang mana dikarenakan biaya tersebut sangat tidak ada artinya apalagi di Sekolah tersebut kebanyakan dari kalangan orang tidak mampu.
Bedjo Riyanto S,Pd Kepala Sekolah SDN 11 Pagi , Batuampar Kec.Kramat Jati Jakarta Timur saat didatangi beberapa Wartawan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk konfirmasi mengenai kutipan biaya Pembangunan Gapura tersebut sebesar 100.000 sampai dengan 150.000/Siswa, lalu dengan sangat Arogan, Kepala Sekolah mengumpulkan para guru SDN 11 Pagi Batuampar, dan akhirnya proses mengajar terganggu untuk menjawab pertanyaan mereka.
Surat edaran tersebut ditanda tangani oleh Kepala Sekolah Batuampar 11 pagi,Bedjo Riyanto, Ketua Komite Sekolah Bustoni, s.Ip, Ketua Panitia Pembangunan,Firmansyah serta sekretaris Nur Eliyanti dalam surat edaran tersebut.
setelah di Konfirmasi ke Kasie Dinas Pendidikan Dasar (Disdikdas) Kramatjati Supriyadi S,Pd sudah mengetahui dan menurutnya hal itu tidak ada masalah dan membenarkan bahwa pihak SDN 11 Pagi Batu Ampar telah melaporkan ke Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur.
Ketika LSM dan didampingi beberapa wartawan bertanya”berarti bisa dong bila Sekolah yang lain melakukan hal yang sama”ujarnya. “sudah kubilang jangan dikaitkan dengan Sekolah yang lainnya”maaf saya masih ada tugas. Jawabnya menghindari sembari menyodorkan tangannya untuk menyalam. Jika hal ini dibiarkan tanpa sangsi atau tindakan sama sekali, dikhawatirkan merembet lagi kesekolah sekolah yang lain karena dianggap tidak ada masalah.persoalannya bukan soal benar atau tidaknya dilaksanakan atau dialokasikan Dana hasil pungutan tersebut, tapi selain membebani Siswa juga dianggap sebagai Proyek,
Hal seperti ini terjadi akan membawa dampak virus di dunia pendidikan maka bisa menimbulkan banyak para orang tua dari kalangan bawah membiarkan anaknya berkeliaran di jalanan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, kapan lagi kita bisa memberantas kebodohan. Jika para orang tua murit sudah dibodoh-bodohi apalagi murid.(fra'nz)